Pantun ni telah 'dicomposed' oleh Dr Mohd Asri Zainul Abidin, Mufti Perligh.
kota sarat disimpan tempayan,
zahir berlian disunyi hari,
harta rakyat dijadikan taruhan,
akhirnya kebencian menjadi api.
gula dan santan diuli roti,
kelapa parut dimakan sama,
bila kebencian menjadi api,
apa dihasut ditelan semua.
anak singa di pulau teberau,
anak tebuan seekor lari,
jika negara sudah kacau,
eloklah tuan mengundur diri.
pergilah mandi di titi tinggi,
jalan tersepak tali pencuci,
carilah ganti berbudi tinggi,
bukan perompak diganti pencuri.
For someone who's familiar with Malaysian politic, they might realise these lines:
anak singa di pulau teberau,
anak tebuan seekor lari,
jika negara sudah kacau,
eloklah tuan mengundur diri.
pergilah mandi di titi tinggi,
jalan tersepak tali pencuci,
carilah ganti berbudi tinggi,
bukan perompak diganti pencuri.
And i dare to say..a long time ago, my father got an email..yer kot, he told me bout what gonna happen with our country..and those all came and reflected from a tiny little word. Would rather say that word is just a..really??
I might call it as our father's name..look at this word closely..each letter represents our past, current and our future leaders:
R - referred as Tunku Abdul Rahman
A - referred as Tunku Abdul Razak
H - referred as Tun Hussein Onn
M - referred as Tun Mahathir Mohamad
A - referred as Abdullah bin Ahmad Badawi
N - referred as Najib Tun Razak
looks ironic..really fits the word..a miracle word maybe?
Lu pikir la sendiri~
0 comments:
Post a Comment